OKI - PN, Pengurus Masjid Agung Solihin Kayuagung Ogan Komering Ilir menyambut baik kebijakan pembukaan tempat ibadah yang dimulai sejak, Kamis, (4/6) kemarin
Antonius Leonardo Ketua Yayasan Masjid Agung Sholihin Kayuagung mengaku, kas masjid cukup terdampak ketika penyelenggaraan peribadatan dialihkan kerumah akibat Pandemi Covid-19.
Hal ini disebabkan tidak adanya pemasukan dari infak sedekah kotak amal yang bersumber dari aktivitas jemaah.
“Cukup berpengaruh juga, kita selama ini memang mengandalkan dari infak sedekah dari jemaah,” kata Anton, Jum’at, (5/6/20).
Anton mengungkap untuk kebutuhan operasional salah satu masjid terbesar di Ogan Komering Ilir ini mencapai 10 juta rupiah perbulan.
“Untuk biaya listrik, honor petugas keamanan dan kebersihan dan pemeliharaan lainnya”jelasnya.
Untuk menutupi biaya operasional itu tambah anton yang juga menjabat asisten I Setda OKI ini pihak masjid juga melakukan refocusing anggaran.
“Jadi di masjid ini selain kotak amal rutin ada beberapa jenis infak dari Jemaah yang kita kelola diantaranya kotak amal yatim piatu, infak umrah, infak sosial, dan kotak amal Ramadhan. Kita lakukan subsidi silang refocusing kas tersebut” ungkap Anton.
Penggunaan dana itu tandasnya tetap dilaporkan secara rutin kepada Jemaah.
Masjid Agung Sholihin tambah Anton selama ini memang menutup kegiatan keagamaan secara total untuk mentaati himbauan pemerintah dengan tetap mengumandakan adzan
“Kita salat 5 waktu juga tidak berjemaah, jadi hanya adzan aja tapi ada yang diganti sesuai arahan pemerintah,” terang dia.
Bupati Ogan Komering Ilir, H. Iskandar, SE mengungkap selain untuk mengobati kerinduan umat untuk beribadah berjemaah, pembukaan kembali masjid ini juga untuk kembali memakmurkan masjid. “tentu yang terpengaruh pendapatan masjid karena kurang pemasukan dari jemaahnya” untuk itu Iskandar mengajak masyarakat untuk kembali memakmurkan masjid dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan(Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar